Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
Di bulan suci Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa, baik yang wajib maupun sunnah. Ibadah ini bukan hanya menahan diri dari lapar dan dahaga, tetapi juga membuka pintu menuju berbagai keutamaan yang tak ternilai harganya.
Bagi sebagian orang, mungkin masih ada yang bertanya-tanya, apa sebenarnya makna keberkahan yang menjadi salah satu keutamaan puasa? Mari kita simak penjelasannya:
Menurut Drs. KH. A. Aziz Masthuro, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Tipar Cisaat Sukabumi, keberkahan memiliki makna yang luas, yaitu:
البركة – السعادة – الزيادة
Artinya: “Berkah berarti juga kebahagiaan atau bertambah,”
بركه – نعمه
Artinya: “Berkah sama dengan nikmat,”
بركه – نماء وزياده
Artinya: “Berkah Berarti sesuatu yang tumbuh dan berkembang,”
Asal kata berkah adalah kebaikan dari yang berasal dari Tuhan pada sesuatu (Lihat Kitab Futuhatul- Ilahiyah). Menurut para ulama berkah adalah karunia dari Allah Swt bagi orang yang Allah kehendaki dari hamba hambanya.
Sebagaimana Sabda Nabi Saw:
ان البركة من الله
Artinya: “Sesungguhnya keberkahan itu bersumber dari Allah Swt,” (HR Al- Bukhori)
Sebagaimana dalam kalimah tasyahud (Tahiyat) dibacakan
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ
Artinya: “Kesejahteraan keberkahan dan rahmat adalah milik Allah,” (HR. Muslim).
Seperti hal nya di dalam melaksanakan ibadah puasa Rasulullah Saw juga bersabda,
الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: “Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya,” (HR. Ahmad, shahih).
Ini merupakan salah satu karunia, keberkahan, nikmat yang Allah berikan bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa sehingga para ulama membagi 3 Tiga Faidah puasa, yaitu:
1. Faidah Ruhiyah
Puasa adalah manfaat yang berkaitan dengan pengembangan spiritual dan mental. Puasa melatih dan memperkuat kesabaran kita. Ibarat otot yang semakin kuat dengan latihan, kesabaran yang terus diasah melalui puasa membuat kita lebih mampu menghadapi tantangan dan godaan. Puasa melatih dan menguatkan mental untuk bersabar, mengajarkan dan membantu jiwa agar terbiasa mengendalikan diri dan juga menumbuhkan serta merawat kekuatan taqwa di dalamnya.
2. Faidah Ijtimaiyah (Menumbuhkan Solidaritas dan Kebaikan Sosial)
Faidah Ijtimaiyah atau manfaat sosial dari puasa adalah dampak positif yang dirasakan masyarakat secara keseluruhan. Puasa mengajarkan kita untuk hidup lebih teratur dan disiplin. Ketika menahan lapar dan haus bersama-sama, rasa persatuan dan kebersamaan pun tercipta.
3. Faidah Sihhiyyah (Meningkatkan Kesehatan Tubuh)
Faidah Sihhiyyah berkaitan dengan Kesehatan yang banyak manfaatnya dari puasa yaitu tentu memiliki dampak positif yang dirasakan oleh tubuh kita. Puasa bagaikan detox alami yang membersihkan usus dan memperbaiki sistem pencernaan.
Sisa-sisa makanan dan kotoran yang tidak berguna dibersihkan, sehingga organ pencernaan dapat bekerja lebih optimal. Puasa juga membantu mengendalikan berat badan. Lemak yang tertimbun, terutama di sekitar perut, akan dibakar sebagai sumber energi, sehingga tubuh menjadi lebih ideal dan sehat.
Secara keseluruhan, puasa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan fisik kita. Tubuh menjadi lebih bersih, pencernaan lebih lancar, dan berat badan lebih terkontrol. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
صُومُوا تَصِحُّو
Artinya: “Berpuasalah niscaya kalian akan sehat,” (HR Ibnu Sunni, Abu Nu’aim dan dihasankan oleh As-Suyuti)
Wahai kaum muslimin, alangkah harumnya waktu seseorang yang senantiasa diisi dengan puasa dan berjaga di waktu malamnya untuk beribadah kepada Allah, alangkah jernihnya waktu seseorang dari keruhnya dosa, alangkah nikmatnya waktu jika waktu waktu itu diisi dengan membaca ayat ayat Al-Qur’an.
Siapa saja yang mau melaksanakan kewajiban kewajibannya dan perbuatan perbuatan sunah, orang yang bersungguh sungguh mengisi waktunya, siapa saja yang melaksanakannya dengan ikhlas di waktu sendirian ataupun di muka orang banyak, ikhlas dengan hati dan perbuatannya. Dan siapa saja yang suci dari perkara perkara yang merusak amaliah puasa maka ia termasuk golongan yang beruntung.
Semoga Allah SWT menganugerahkan kita untuk menjalankan keutamaan dan menjauhi segala kekurangan maka Allah SWt akan memberikan keberkahan, nikmat kepada mu dengan diterimanya amal ibadah kita dan diberikan pahala yang agung untuknya. Amin.
